PLN dan Pemkab Bojonegoro Percepat Konversi Irigasi Diesel ke Listrik

Alih teknologi irigasi diesel ke tenaga listrik di Bojonegoro

PLN UP3 Bojonegoro bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro mempercepat konversi sistem irigasi dari pompa diesel ke pompa listrik untuk petani.  Program ini mendapatkan tanggapan petani di Kawasan Cepu Raya, seperti Agus, yang mendukung namun mengingatkan pentingnya keamanan instalasi listrik.  Proses konversi sedang berjalan bertahap dan akan mencakup 13 kecamatan.  Fokus utama berada di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo, termasuk Desa Ringintunggal, Kecamatan Gayam.  Tujuannya meningkatkan efisiensi irigasi, menekan biaya operasional, dan mengurangi emisi karbon.  PLN menyediakan akses listrik fleksibel tanpa biaya tambahan untuk trafo, sementara Pemkab melakukan sosialisasi dan studi banding.

Dukungan Warga Kawasan Cepu Raya dengan Catatan Keamanan

Agus, warga di Kawasan Cepu Raya, menyambut baik program konversi irigasi ini, meskipun dia tidak menjadi penerima manfaat langsung. Namun, ia mengingatkan PLN agar memperhatikan pemasangan trafo dan instalasi listrik. "Anak-anak petani sering diajak ke sawah, mereka penasaran dengan hal baru. Kami khawatir jika instalasi tidak aman," ujarnya.

Agus juga menjelaskan, bahwa pihaknya tidak bermaksud 'nyinyir', namun dia mengaku kenal dekat dengan sebagian petani Bojonegoro, terutama di wilayah barat. Dari hubungan kekerabatan inilah, Agus menjadi peduli dengan saudara-saudaranya yang kebetulan menjadi petani di wilayah Bojonegoro. 

Meningkatkan Angka Indeks Pertanaman

Selama ini, banyak petani di Bojonegoro masih mengandalkan pompa diesel yang boros dan berpolusi. Dengan beralih ke listrik, biaya operasional turun, Indeks Pertanaman (IP) meningkat, dan lingkungan lebih terjaga. Desa Ringintunggal menjadi contoh awal keberhasilan transisi ini.

Upaya Kolaborasi PLN dan Pemkab

PLN UP3 Bojonegoro menawarkan skema fleksibel, termasuk pemasangan trafo gratis dan sistem prabayar. Sementara itu, Pemkab akan melakukan studi banding ke Ngawi dan berkoordinasi dengan BBWS Bengawan Solo untuk standarisasi pengambilan air.

Pernyataan Resmi Bupati

Bupati Bojonegoro, Wahono, menegaskan komitmennya, "Konversi ini akan direalisasikan di 13 kecamatan dengan dukungan PLN, kelompok tani, dan BUMDes. Tujuannya, irigasi lebih stabil dan ramah lingkungan."

Solusi dan Langkah ke Depan:

  • Peningkatan sosialisasi kepada petani tentang manfaat dan tata cara penggunaan pompa listrik.
  • Audit keamanan instalasi secara berkala oleh PLN untuk mencegah risiko kecelakaan.
  • Pendampingan teknis bagi petani selama masa transisi.

Mendorong Pertanian Berkelanjutan

Program konversi irigasi diesel ke listrik di Bojonegoro diharapkan tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga mendorong pertanian berkelanjutan. Dengan dukungan semua pihak, langkah ini dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus mengurangi dampak lingkungan. "Ke depan, kami ingin semua petani merasakan manfaatnya," pungkas Bupati Wahono.

Prediksi Perkembangan

Jika implementasi berjalan lancar, dalam 2 tahun ke depan, 70% lahan pertanian di Bojonegoro diperkirakan telah beralih ke sistem irigasi listrik, mendorong kemandirian energi dan peningkatan produktivitas pertanian.