Warga Harapkan Cepu Raya Jadi Kawasan Industri, Tak Perlu Merantau

para perantau asal Kabupaten Blora sebelum pemberangkatan oleh Bupati Blora

Agung, seorang warga pinggiran Kawasan Cepu Raya, mengungkapkan keprihatinannya saat menyaksikan pelepasan keberangkatan ratusan perantau Blora melalui program mudik-balik gratis yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, di alun-alun Blora, Rabu (9/4/2025). Sebagai orang yang lahir di Cepu, ia berharap Kawasan Cepu Raya benar-benar berkembang menjadi kawasan industri yang mampu mensejahterakan masyarakat lokal, sehingga mereka tidak perlu merantau jauh dari keluarga besar mereka.

Kegelisahan Banyak Warga Sejak Dulu

Dalam suasana haru di Lapangan Bina Patra, Agung, pria berusia setengah abad ini, menyuarakan kegelisahan banyak warga. Menurutnya, sudah terlalu lama masyarakat di kawasan Cepu Raya, khususnya yang berlatar belakang pendidikan menengah, bergantung pada perantauan untuk mencari pekerjaan.

"Kalau Kawasan Cepu Raya bisa benar-benar menjadi kawasan industri, anak-anak muda kita tidak perlu jauh-jauh ke kota. Mereka bisa kerja di sini, dekat keluarga," ujar Agung penuh harap.

Program mudik-balik gratis yang dianggarkan Pemkab dan Pemprov memang membantu meringankan beban para perantau. Namun, Agung melihat persoalan yang lebih mendasar: ketidaktersediaan lapangan kerja lokal yang layak. Kondisi ini mendorong banyak warga Blora berpendidikan SLTA atau maksimal pernah kuliah, untuk mencari nafkah di luar daerah.

Bupati Blora Dr H Arief Rohman SIP MSi melepas 100 pemudik yang kembali ke Jakarta untuk kembali bekerja

Solusi Jangka Panjang yang Dibutuhkan

Dalam wawancara singkat, Agung menyampaikan, "Kami butuh solusi jangka panjang. Bukan hanya program mudik-balik gratis tiap tahun, tapi bagaimana pemerintah bisa membawa industri ke sini, supaya anak-anak Kawasan Cepu Raya dan seluruh Kabupaten Blora punya masa depan di kampung sendiri."

Cepu Raya Potensial Pendidikan Migas dan Kayu Jati

Kawasan Cepu Raya, yang meliputi sebagian wilayah Blora, sudah lama dikenal sebagai daerah potensial sektor pendidikan migas dan kayu jati. Namun, hingga kini, industrialisasi yang diharapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah belum terwujud optimal. Banyak warga masih mengandalkan sektor informal atau memilih menjadi pekerja migran ke kota-kota besar.

Pemkab Blora bersama Pemprov Jawa Tengah sebenarnya terus mendorong percepatan pengembangan Kawasan Cepu Raya sebagai kawasan industri. Namun, realisasi di lapangan masih menghadapi tantangan, mulai dari infrastruktur pendukung yang belum memadai hingga minimnya investor yang serius berinvestasi.

para perantau dari Blora naik bis yang disediakan gratis oleh Pemkab Blora dan Pemprov Jateng

Berharap Pada Wakil Bupati Blora

Agung berharap Wakil Bupati Blora yang kini berasal dari kalangan pengusaha mampu mendorong percepatan industrialisasi di Cepu Raya. Ia optimistis, dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat, cita-cita menjadikan Cepu Raya sebagai kawasan industri sejati bisa terwujud.

"Kami percaya, kalau pemerintah serius, tidak lama lagi warga Blora tidak perlu lagi berpisah dengan keluarga hanya untuk mencari penghidupan," pungkas Agung.

Sebagai solusi, pemerintah daerah diharapkan lebih agresif menarik investasi, mempercepat pembangunan infrastruktur, serta memberikan pelatihan kerja berbasis industri kepada masyarakat lokal. Dengan langkah konkret ini, masa depan cerah bagi rakyat Blora bisa segera menjadi kenyataan.