Pentingnya Kerja Sama Pemkab Blora dan Bojonegoro Membangun Kawasan Perbatasan Cepu Raya

Gambaran tentang Kawasan Cepuraya

Kawasan perbatasan sering menghadapi tantangan pembangunan yang kompleks akibat keterbatasan sumber daya dan koordinasi antar wilayah. Salah satu inisiatif strategis untuk mengatasi hal ini adalah melalui kerja sama antar daerah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora dan Bojonegoro telah menjalin kolaborasi dalam membangun Kawasan Cepu Raya, sebuah kawasan perbatasan yang mencakup wilayah-wilayah strategis di kedua kabupaten. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai kerja sama tersebut, meliputi pemahaman kondisi daerah, dasar perencanaan, pengambilan keputusan, optimalisasi sumber daya, partisipasi masyarakat, dan pengamanan aset.

Pemahaman Kondisi Daerah

Kawasan Cepu Raya mencakup wilayah-wilayah di perbatasan Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Wilayah ini memiliki potensi ekonomi dan sosial yang signifikan, namun juga menghadapi tantangan pembangunan yang kompleks. Kerja sama antar daerah memungkinkan optimalisasi potensi ini melalui pengembangan infrastruktur terpadu, pengelolaan sumber daya alam bersama, dan pengembangan sektor ekonomi unggulan seperti pariwisata, pertanian, dan industri. Salah satu inisiatif yang telah dilakukan adalah pembangunan jembatan Terusan Bojonegoro-Blora (TBB) yang menghubungkan kedua wilayah, meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas bagi masyarakat setempat.

Infrastruktur jalan masih menjadi prioritas utama pembangunan Kawasan Cepuraya

Dasar Perencanaan

Kerja sama antara Pemkab Blora dan Bojonegoro didasari oleh kesepakatan untuk mengembangkan kawasan perbatasan secara terpadu. Pada Februari 2025, Bupati Blora, Bojonegoro, dan Ngawi sepakat untuk melanjutkan pengembangan Kawasan Cepu Raya dengan fokus pada pendidikan vokasi, kebudayaan, kesenian, pangan, dan energi. 

 Selain itu, pada Maret 2025, tiga bupati dari perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur menandatangani perjanjian kerja sama pembangunan Wiranegoro, yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan yang menjadi kantong kemiskinan. 

Hewan Ternak juga sangat potensial untuk dikembangkan di Kawasan Cepuraya

Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan dalam kerja sama ini melibatkan koordinasi antara pemerintah daerah, kementerian terkait, dan pemangku kepentingan lainnya. Bupati Blora, misalnya, telah melakukan pertemuan dengan Menteri Sekretaris Negara untuk mendapatkan arahan mengenai percepatan pembangunan daerah, termasuk pengembangan Kawasan Cepu Raya. 

 Selain itu, penandatanganan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) secara bersama-sama oleh Bupati Blora, Ngawi, dan Bojonegoro menunjukkan komitmen kuat dalam mewujudkan konsep pembangunan berbasis kawasan.

Optimalisasi Sumber Daya

Salah satu aspek penting dalam kerja sama ini adalah optimalisasi sumber daya, termasuk sumber daya fiskal. Kabupaten Bojonegoro memiliki kapasitas fiskal yang lebih tinggi dibandingkan Blora. Pada tahun 2024, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bojonegoro mencapai sekitar Rp423 miliar dalam lima bulan pertama, dengan target Rp950 miliar. 

Sementara itu, PAD Blora dari sektor pajak pada tahun 2024 terealisasi sebesar Rp75,9 miliar hingga Oktober. 

Perbedaan kapasitas fiskal ini membuka peluang bagi Bojonegoro untuk memberikan hibah atau bantuan keuangan kepada Blora dalam rangka pembangunan infrastruktur dan program strategis di Kawasan Cepu Raya.

Hewan Ternak juga sangat potensial untuk dikembangkan di Kawasan Cepuraya

Partisipasi Masyarakat

Partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan Kawasan Cepu Raya sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan program. Peningkatan infrastruktur dan aksesibilitas diharapkan dapat memperlancar arus barang dan jasa, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu, pengembangan sektor ekonomi unggulan akan membuka peluang usaha baru dan meningkatkan daya saing daerah. Kerja sama dalam bidang sosial, seperti pendidikan dan kesehatan, juga akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Pengamanan Aset

Pengamanan aset dalam konteks kerja sama antar daerah mencakup perlindungan dan pengelolaan aset bersama, seperti infrastruktur dan sumber daya alam. Kerja sama ini membutuhkan koordinasi yang baik untuk memastikan bahwa aset-aset tersebut dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Misalnya, pengelolaan sumber daya alam seperti sungai dan hutan memerlukan strategi bersama agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan tanpa merugikan salah satu pihak.

Kesimpulan

Kerja sama antara Pemkab Blora dan Bojonegoro dalam membangun Kawasan Cepu Raya merupakan langkah strategis untuk mengatasi tantangan pembangunan di wilayah perbatasan. Melalui pemahaman kondisi daerah, perencanaan yang matang, pengambilan keputusan yang terkoordinasi, optimalisasi sumber daya, partisipasi masyarakat, dan pengamanan aset, diharapkan kawasan ini dapat berkembang secara signifikan. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, tetapi juga memperkuat hubungan antar daerah dalam mencapai tujuan pembangunan bersama.